WhatsApp Owner

Janji Manis Vs. Realita Pahit : Mengungkap Mitos Asuransi Pendidikan

Cairkan Pinjaman
Cairkan Pinjaman

ButuhAsuransi.com - Asuransi pendidikan sering kali dijual dengan janji manis: menjamin masa depan anak, memberikan kepastian dana pendidikan, dan bebas dari risiko keuangan. Namun, realita di lapangan tak selalu seindah brosur yang ditawarkan agen asuransi. Banyak orang tua yang akhirnya kecewa karena merasa tertipu oleh harapan yang dibangun sejak awal. 

Artikel kali ini kita akan mengungkap mitos-mitos populer seputar asuransi pendidikan dan memberikan gambaran realistis bagi para orang tua yang sedang mempertimbangkan produk ini.

Mitos 1: Asuransi Pendidikan Sama dengan Tabungan Pendidikan
Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah menganggap asuransi pendidikan sama seperti tabungan pendidikan. Padahal, keduanya berbeda secara konsep. Asuransi pendidikan biasanya adalah produk kombinasi antara asuransi jiwa dan investasi (unit link). Artinya, sebagian dana digunakan untuk proteksi, sebagian lainnya diinvestasikan. Hasil akhirnya bergantung pada performa investasi, bukan nilai tetap seperti tabungan.

Mitos 2: Pasti Cukup untuk Biaya Kuliah Anak
Agen asuransi kerap menyebut bahwa asuransi pendidikan akan cukup untuk membiayai kuliah anak hingga selesai. Namun kenyataannya, nilai manfaat yang diberikan sering tidak sebanding dengan kenaikan biaya pendidikan tiap tahunnya. Tanpa perhitungan inflasi yang realistis, dana yang dikumpulkan bisa jauh dari cukup.

Mitos 3: Investasi Aman Tanpa Risiko
Banyak orang tua tergiur karena mengira asuransi pendidikan adalah investasi yang bebas risiko. Faktanya, jika produk yang dibeli adalah unit link, nilai investasinya bisa naik-turun tergantung kondisi pasar. Dalam beberapa kasus, nilai tunai yang diterima bahkan lebih rendah dari total premi yang telah dibayarkan.

Mitos 4: Tidak Perlu Evaluasi Berkala
Beberapa orang tua menganggap bahwa setelah membeli asuransi pendidikan, mereka tinggal menunggu hasilnya tanpa perlu memantau. Ini keliru. Karena ada unsur investasi, maka performa dana harus dievaluasi secara berkala agar tetap sesuai tujuan keuangan. Jika tidak, bisa jadi hasil akhirnya mengecewakan.

Realita yang Harus Dipahami
Asuransi pendidikan bisa menjadi bagian dari perencanaan keuangan, tetapi bukan satu-satunya solusi. Untuk hasil maksimal, sebaiknya dikombinasikan dengan instrumen investasi lain seperti reksa dana pendidikan, deposito berjangka, atau saham jangka panjang (bagi yang paham risiko).

Selain itu, penting untuk membaca polis secara teliti, memahami biaya-biaya tersembunyi seperti biaya akuisisi dan administrasi, serta menanyakan secara detail kepada agen asuransi sebelum membeli.

Asuransi pendidikan sering dibungkus dengan janji manis, namun kenyataan bisa jadi pahit jika tidak dipahami secara menyeluruh. Edukasi finansial adalah kunci utama sebelum memilih produk keuangan apapun. Jangan mudah tergoda janji masa depan cerah tanpa kalkulasi yang matang. Bijak memilih dan pahami risikonya — demi masa depan anak yang benar-benar terjamin.

--- Butuh Asuransi ---

WhatsApp Owner
Cairkan Pinjaman